Hemat kami, gender atau bukan tidaklah penting untuk diperdebatkan. Bahkan, sebelum orang Indonesia mengenal isu gender pun, realitas sosial sudah hidup secara alamiah.
Realitas sosial sudah terkonstruksi menurut hukum-hukum lokal, norma-norma setempat, dan nilai-nilai luhur yang beresonansi dengan kondisi alam. Baik hukum, norma, maupun nilai tersebut tak hanya mengatur gender seperti yang kita kenal saat ini.
Kesemuanya itu mengatur semua hal. Ia memagari ketidak-teraturan menjadi kebhinekaan yang teratur. Menjadi patokan dan arah bagi masyarakat untuk bersikap, berbuat dan bertindak. Jadi, sejenak lupakan gender. Biarkan perempuan Ngadha berkarya [].
*Penulis terlibat dalam tim penelitian Project Kanoppi-2 Objective V dengan topik penelitian Pemberdayaan masyarakat Sao dalam membangun Unit Pengolahan Bambu Skala Mikro di Kab. Ngadha dengan sistem Hutan Bambu Lestari.