LAHAN gambut di Provinsi Riau termasuk yang terluas di Pulau Sumatera. Di lahan yang menjadi habitusnya, pohon geronggang (Cratoxylon arborescens (Vahl.) Blume) mengisi porsi yang cukup dominan untuk dapat dikembangkan sebagai sebuah peluang dalam pengelolaan lahan gambut.
Jenis kayu ini merupakan kayu lokal yang ditemukan di Provinsi Riau khususnya di beberapa kabupaten dengan dominasi lahan bergambut. Kabupaten Bengkalis, merupakan salah satu kabupaten yang sudah mulai mengembangkan geronggang, dipelopori oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ikatan Pemuda Melayu Peduli Lingkungan.
________________________________________________________________________
BACA JUGA: Geronggang, Penyelamat Gambut Bengkalis
________________________________________________________________________
Sebagai bagian dari kearifan lokal, masyarakat setempat memanfaatkan kayu kayu geronggang sebagai bahan konstruksi. Selain itu kayu geronggang secara mikroskopis memiliki peluang sebagai sumber serat alam dari jenis kayu-kayuan.
Aplikasi serat dari komoditi kehutanan adalah sebagai bahan baku pulp dan kertas, rayon sebagai bahan baku pakaian dan papan serat. Suatu kayu dapat dikatakan sebagai bahan baku alternatif sebagai serat dilihat dari karakteristik serat dan kandungan kimia kayu. Dari perspektif itu, serat kayu geronggang termasuk pada kualitas serat kelas satu.
Paarameter kualitas serat sangat menentukan untuk tujuan akhir pemanfaatannya. Komposisi kimia kayu dari geronggang sebagai bahan baku pulp dan kertas adalah pada jumlah persentase kandungan selulosanya. Hasil analisis menunjukkan kadar selulosa geronggang berkisar 40-42%, sedangkan kandungan lainnya dapat diminimalisir pada saat pengolahan pulp dan kertas.
________________________________________________________________________
BACA JUGA: Covid-19 dan Potensi Bioetanol Hutan Tropis Kita
________________________________________________________________________
Pertimbangan lain setelah parameter dimensi serat dan kandungan kimia kayu adalah parameter berat jenis. Parameter ini diperlukan untuk kelayakannya sebagai kayu dengan potensi sebagai sumber serat alam. Berat jenis geronggang berkisar 0,43-0,47. Nilai ini tentu saja masih dibawah kayu krassikarpa yang berkisar 0,55 pada umur 4 tahun.
Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan geronggang berpeluang sebagai sumber serat di masa depan melalui konsep pemuliaan dan sentuhan teknologi. Suatu kayu lokal dengan mendapatkan teknologi pemuliaan nantinya akan dapat setara secara karakteristik mikroskopis dengan kayu yang sudah eksis saat ini sebagai sumber serat.
Priyo Kusumedi S.Hut. MP.
Berdasarkan fakta di atas maka pengolahan geronggang dapat dijadikan sebagai bahan baku pulp dan kertas. Saat ini dengan memanfaatkan geronggang yang ada di alam telah membuktikan bahwa pulp yang dihasilkan memenuhi standar persyaratan mutu pulp kraft (kimia) kayu daun.
Halaman selanjutnya: Indeks tarik, retak dan sobek...